Evaluasi Program PGRI Tahun 2025: Capaian, Tantangan, dan Rekomendasi Perbaikan
Tahun 2025 menjadi fase penting bagi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dalam menjalankan berbagai program strategis untuk meningkatkan profesionalisme guru, mutu sekolah, dan kualitas pendidikan nasional. Evaluasi menyeluruh diperlukan untuk melihat sejauh mana program berjalan efektif, apa saja kendala yang muncul, serta langkah perbaikan demi keberlanjutan program berikutnya.
Artikel ini membahas capaian utama, tantangan yang dihadapi, dan rekomendasi perbaikan untuk program PGRI di tahun 2025.
1. Capaian Program PGRI Tahun 2025
1. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan Skala Nasional
PGRI berhasil menyelenggarakan:
- pelatihan kurikulum merdeka,
- workshop digital teaching tools,
- webinar nasional untuk guru semua jenjang.
Sebanyak ribuan guru tercatat telah mengikuti diklat tematik yang memfokuskan pada pedagogik digital, asesmen otentik, dan manajemen kelas berbasis budaya positif.
2. Penguatan Komunitas Belajar Guru (KBG)
Tahun 2025 menjadi momentum peningkatan:
- jumlah KBG aktif di sekolah dan daerah,
- kolaborasi antarwilayah,
- berbagi praktik baik dalam pembelajaran.
KBG menjadi salah satu wadah paling efektif untuk mentoring dan peningkatan keterampilan guru.
3. Advokasi Kesejahteraan dan Perlindungan Guru
PGRI memperjuangkan:
- peningkatan kesejahteraan guru honorer,
- pendampingan kasus hukum terkait profesi guru,
- perlindungan kerja dan regulasi profesi.
Upaya ini memberikan rasa aman bagi guru dalam menjalankan tugas profesional.
4. Implementasi Sertifikasi dan Mikro-Kredensial
PGRI memperluas sistem:
- sertifikat kompetensi,
- portofolio digital,
- pelatihan berbasis mikro-kredensial.
Sertifikat ini membantu guru dalam kenaikan jabatan fungsional dan penilaian kinerja.
5. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Institusi Pendidikan
Beberapa bentuk kolaborasi:
- penyelarasan program pelatihan dengan kebijakan Kemendikbudristek,
- kemitraan dengan perguruan tinggi untuk penelitian pendidikan,
- kerja sama dengan pemerintah daerah dalam penguatan sekolah.
Kemitraan ini memperluas dampak program PGRI secara nasional.
2. Tantangan Program PGRI Tahun 2025
1. Ketimpangan Akses Teknologi antar Daerah
Program pelatihan berbasis digital menghadapi hambatan di daerah:
- koneksi internet lemah,
- perangkat belajar kurang memadai,
- minim fasilitas TIK.
Hal ini membuat beberapa guru belum optimal mengikuti pelatihan daring.
2. Partisipasi Guru yang Masih Belum Merata
Beberapa guru menghadapi kendala:
- waktu pelatihan berbenturan dengan tugas sekolah,
- kurangnya motivasi mengikuti pelatihan,
- kurangnya dukungan kepala sekolah.
Akibatnya, pemerataan peningkatan kompetensi belum sepenuhnya tercapai.
3. Keterbatasan Sumber Daya Pelatih dan Fasilitator
Jumlah instruktur nasional dan fasilitator daerah belum sebanding dengan banyaknya kebutuhan pelatihan.
4. Administrasi Profesional yang Masih Berbeban
Banyak guru mengeluhkan:
- banyaknya tugas administrasi,
- pengisian portofolio yang memakan waktu,
- sistem penilaian kinerja yang belum sepenuhnya efisien.
Ini berdampak pada fokus guru dalam mengikuti program pengembangan karier.
5. Penguatan Data dan Monitoring Program
Beberapa daerah masih belum memiliki:
- data evaluasi yang akurat,
- sistem monitoring berkelanjutan,
- umpan balik program berbasis data.
Hal ini menyulitkan analisis efektivitas program.
3. Rekomendasi Perbaikan untuk Program PGRI 2026 dan Seterusnya
1. Mengembangkan Pelatihan Hybrid yang Lebih Adaptif
PGRI dapat:
- mengombinasikan pelatihan offline dan online,
- menyediakan modul unduh mandiri,
- menggunakan platform pembelajaran yang lebih ramah pemula.
2. Meningkatkan Jumlah Fasilitator dan Mentor Profesional
Langkah strategis:
- merekrut guru berprestasi sebagai fasilitator daerah,
- menyelenggarakan program TOT (Training of Trainer),
- memperluas jaringan instruktur nasional.
3. Memperkuat Infrastruktur Digital di Daerah
Solusi yang dapat dilakukan:
- bekerja sama dengan pemerintah daerah dan operator internet,
- menyediakan bantuan perangkat sederhana untuk guru,
- membuka pusat belajar digital di kabupaten/kota.
4. Menyederhanakan Administrasi dan Portofolio Guru
Beberapa langkah:
- integrasi data ke satu platform,
- portofolio otomatis terisi dari aktivitas pelatihan,
- revisi sistem penilaian agar tidak membebani guru.
5. Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan
Untuk memastikan efektivitas program:
- evaluasi rutin per triwulan,
- dashboard data berbasis wilayah,
- mekanisme umpan balik yang melibatkan guru.
6. Memperluas Kemitraan Multipihak
Rekomendasi:
- kolaborasi dengan lebih banyak universitas,
- kerja sama dengan lembaga profesi pendidikan internasional,
- membuka peluang beasiswa bagi guru untuk studi lanjut.
Kesimpulan
Evaluasi Program PGRI 2025 menunjukkan bahwa organisasi ini telah mencapai banyak progres signifikan, terutama dalam peningkatan kompetensi guru dan perluasan jejaring profesional. Namun, sejumlah tantangan seperti ketimpangan akses, administrasi yang rumit, dan keterbatasan pelatih masih perlu segera ditangani.
Dengan rekomendasi yang tepat, PGRI dapat memperkuat program-programnya di tahun berikutnya dan memastikan guru Indonesia semakin profesional, berdaya saing, serta mampu menjawab tantangan pendidikan masa depan.